Meta-Model adalah model awal dari keilmuan NLP. Meta-Model adalah hasil pemodelan dari pengamatan yang dilakukan oleh pendiri NLP, Richard Bandler dan John Grinder, terhadap 2 orang terapis yang luar biasa, iaitu
Virginia Satir seorang Family Therapist, dan
Fritz Perls seorang Gestalt Therapist.
Richard Bandler dan John Grinder mengamati dengan seksama bahwa kekuatan kedua orang therapist tersebut adalah kepiawaian mereka dalam melontarkan pertanyaan kepada Client, atau lebih tepatnya memberikan komen atau pertanyaan susulan setelah Client melontarkan sebuah pernyataan, dimana komen ataupun pertanyaan-pertanyaan susulan ini membuat Client memiliki wawasan lebih luas dan menemukan berbagai hal yang mungkin sebelumnya tidak disadari.
Filosofi dari konsep Meta-Model adalah diyakini bahwa manusia saat merakam realiti (external world) adalah berupa kesatuan utuh, akan tetapi saat mereka mengungkapkannya kembali secara verbal, biasanya dalam konteks tertentu, maka terjadi proses pelucutan dari kesatuan utuh yang ada sebelumnya, dimana dikenal dengan proses yang diistilahkan sebagai : Distortion, Deletion, dan Generalization.
Secara praktis, apa yang diungkapkan seseorang, kemungkinan besar tidak mewakili situasi dan kondisi yang terjadi sebenarnya, karena ekspresi verbal yang telah diungkapkan kemungkinan telah diubah oleh proses : Distortion, Deletion, dan Generalization, mungkin saja kerana faktor emosional dalam konteks tertentu.
Teknik Meta-Model adalah sebuah analisa praktis linguistik untuk membantu seseorang agar kembali melengkapi suatu hal yang mungkin telah di hilangkan oleh proses : Distortion, Deletion, dan Generalization tersebut. Karena itu dalam NLP klasik (Classic Code) dirumuskan pelanggaran-pelanggaran yang mungkin terjadi dalam sebuah ekspresi verbal, pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud adalah kemungkinan terjadi proses : Distortion, Deletion, dan Generalization ini. Kemungkinan-kemungkinan pelanggaran ini ditindak-lanjuti dengan berbagai pertanyaan (challenge) yang bertujuan untuk kembali melengkapi hal-hal yang mungkin “hilang”, “terherot”, atau “di-generalisasi”, sehingga akhirnya dicapai kembali kesatuan utuh yang diharapkan dapat memberdayakan Client.
Secara sederhana, misalkan seseorang menyatakan :
“Semua orang membenci saya”
Maka dapat kita bayangkan betapa menderitanya yang bersangkutan, karena secara emosi ia merasa tidak seorangpun yang tidak membencinya. Saat yang sama kita juga segera dapat mengetahui bahwa pernyataan tersebut adalah TIDAK BENAR, kerana telah terjadi proses generalisasi secara tidak disengaja, dan membuat seseorang tersebut merasa tidak berdaya.
Ketika kita mencuba untuk bertany secara lebih detail, dengan pertanyaan-pertanyaan Meta-Model, dalam gaya Sleight of Mouth(SOM), contohnya :
“Apakah jiran depan anda membenci anda ? Apakah kerani di pejabat anda juga membenci anda ?”
Maka kemungkinan jawabannya adalah “Tidak”, dan ternyata setelah kita semakin detailkan, selanjutnya mungkin yang bersangkutan akan mengatakan :
“Ya, sebenarnya yang tidak menyukai saya adalah mertua saya dan adik-adik dari suami saya”
Dapat dibayangkan, saat seseorang berada dalam tekanan emosi, maka fakta bahwa hanya beberapa orang yang tidak menyukainya dapat dengan mudah di-generalisasi dalam sebuah ekspresi verbal :
“Semua orang membenci saya”
Dan dapat dibayangkan pula, betapa menjadi sangat berdayanya orang dimaksud, ketika ia benar-benar menyedari bahwa ternyata masih banyak orang yang menyukai dan mencintai dirinya !
Dalam NLP dikenal sebuah presupposition :
“The Map is Not The Territory”
Atau secara sederhana sebuah peta mental yang terdapat dalam diri seseorang, seringkali tidak sesuai dengan fakta (sempadan), dimana dalam keadaan tekanan emosional yang buruk sangat besar kemungkinan terjadi gambaran peta mental yang jauh lebih “buruk” dari hal yang sesungguhnya terjadi.
Nah, mungkin sudah dapat semakin dipahami bahwa tujuan utama teknik Meta-Model adalah membuat seseorang dapat memperbaiki peta mindanya sehingga mendekati sempadan atau fakta yang sesungguhnya, dan tentunya diharapkan akan membuat seseorang tersebut menjadi lebih berdaya.
***
Mempelajari NLP, khususnya Meta-Model, seringkali membuat seseorang terlalu asyik dengan mengamati berbagai pelanggaran ekspresi verbal dari orang lain, dan melakukan “challenge” atas pelanggaran dimaksud dengan sangat bersemangatnya, sehingga justru menimbulkan kesan komunikasi yang sangat tidak ekologis.
Perlu dipahami bahwa komunikasi bagaimanapun harus dikemas secara beretika, mengikut susunan nya, dan ekologi, termasuk dalam melakukan “challenge” terhadap pelanggaran Meta-Model, dengan kata lain ber-Meta-Model-pun membutuhkan kepiawaian seni komunikasi yang sangat tinggi.
***
Meta-Model tidak saja berguna dalam konteks terapi, melainkan dalam komunikasi umum dalam kehidupan sehari-hari. Meta-Model membuat suatu komunikasi penting, misal suatu pengambilan keputusan, menjadi lebih “clear”, karena tidak lagi berada di ruang persepsi masing-masing pihak yang berkomunikasi, melainkan sudah disajikan secara lebih jelas dan dapat “dilihat” oleh setiap orang.
Dapat dibayangkan ketika seorang pimpinan bertanya kepada bawahannya :
“Bagaimana ? Apakah proposal kelmarin sudah siap ?”
Dan dijawab :
“Siap Tuan!”
Dan kita sudah dapat menduga, bahwa maksud dari kata “siap” diantara kedua pihak tersebut terdapat saling berbeza, dan bahkan dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah.
Meta Model merupakan bentuk serangkaian pertanyaan yang dapat digunakan membuat seseorang mendapatkan informasi lebih lengkap dan memodel dunianya lebih luas.
Beberapa pola pelanggaran yang terjadi pada struktur bahasa seseorang :
Kategori Delete ( memotong) Tujuan: Mencari Informasi yang hilang/kurang lengkap |
Pola Pelanggaran Deletion | Contoh Respon | Hasil yang diharapkan |
Simple Deletion ( SD)“Saya sedang malas” | “Malas apa tepatnya? “ | Mendapatkan informasi yang hilang |
Comparative Deletion (CD)“Dia murid terbaik” | “Terbaik dalam bidang apa?”“Terbaik dibandingkan siapa?” |
Unspecified Verbs (UV)Pembicara menggunakan kata kerja yang tidak jelas.“Dia menyakiti saya” | “Siapa yang menyakiti anda”“Menyakiti seperti apa ?” |
Lack of Referential Index (LoRI)informasi yang kekurangan referensi“Kata orang bisnis itu susah” | “Siapa tepatnya yang mengatakannya?” |
Kategori Generalisasi Tujuan : menspesifikasi hal yang kurang. |
Pola Pelanggaran Generalisasi | Contoh Respon | Hasil yang diharapkan |
Modal Operator (MO) ·Necessity (Keharusan) “Saya harus melakukannya ” ·Possibility (Kemungkinan) “Saya tidakbisa berkata jujur” | “Apa yang terjadi jika anda tidak melakukannya?” “Apa yang terjadi jika anda berkata jujur?” | Mendapatkan detail proses , serta sebab-akibat, dan hasil perbuatan” |
Universal Quantifiers (UQ) Pembicara menyamaratakan setiap pengalamannya“Saya Selalu gagal” | “Selalu gagal dalam apa?” “Apakah setiap saat anda gagal?” | Mendapatkan informasi lebih detail tentang sebuah proses. |
Kategori Mengherot Tujuan: Mengenali bagaimana pembicara memaknai sesuatuMembatu pembicara untuk mendapatkan pemaknaan yang lebih “ benar” |
Pola Pelanggaran Distorsi | Contoh Respon | Hasil yang diharapkan |
Nominalization (Nm)Kata Benda yang menghilangkan proses dan tindakan“Mari tingkatkan komunikasi kita” | “Komunikasi seperti apa yang anda maksud? “ | Mendapatkan makna/maksud dari kata benda tersebut |
Lost Perfomatives (LP)Tidak lengkapnya Subjek atau asal usul sebuah pernyataan“Menjadi Trainer itu sulit” | “Dari siapa anda tahu menjadi trainer itu sulit ?” | Mendapatkan informasi yang lebih detail tentang asal usul informasi tersebut. |
Mind Read (MR)Pembicara berasumsi mengetahui pikiran orang lain“Dia tidak menyukai saya” | “Bagaimana anda tahu kalau dia tidak menyukai anda?” | Mendapatkan informasi lebih detail, Menantang asumsi-asumsi dari pembicara |
Cause Effect (CE)Pembicara mengasumsikan sebab-akibat“Jika mau kaya makaharus korupsi” | “Apakah hanya dengan korupsi bisa kaya?” | Menantang asumsi-asumsi penyebab yang menghasilkan sebuah akibat. |
Complex Equivalent (CEq)Pembicara mengkaitkan suatu hal dengan hal lainnya“Suami saya suka teriak-teriak di rumah , berarti dia tidak suka saya” | “Apakah setiap suami anda teriak-teriak hanya di rumah ?” “Bagaimana anda tahu kalau dia marah-marah itu berarti tidak suka pada anda?“ | Menantang asumsi-asumsi dari pembicara, agar mendapatkan pemakanaan yang lebih benar. |
Presuppositions Pembicara menyampaikan asumsi-asumsi yang tersamar |
“Jika Suami saya mengerti penderitaan saya, maka ia tidak akan melakukan itu” Presupposisi : •Dia menderita •Suaminya tidak mengerti penderitaannya. •Suaminya melakukan sesuatu | Menanyakan setiap asumsi “Melakukan apa?” “Bagaimana anda menderita?” “Bagaimana anda tahu suami anda tidak mengerti anda?” “Bagaimana anda tahu dia tidak akan melakukannya jika dia sudah mengerti?” |
selamat menerapkan Meta-Model secara beretika dan bijak !